A. Selayang Pandang
Bono adalah fenomena alam yang menarik dan sekaligus menakjubkan yang terjadi di sepanjang muara Sungai Kampar (Kuala Kampar), Propinsi Riau. Fenomena alam ini merupakan peristiwa bertemunya aliran air sungai dengan air laut di muara Sungai Kampar. Pertemuan ini menghasilkan gelombang dan ombak besar yang bergulung-gulung dan bergerak dari muara menuju kearah hulu.
Sebenarnya Bono tidak hanya terjadi di muara Sungai Kampar saja, melainkan juga terdapat di muara Sungai Rokan. Di kedua sungai ini, konon, Bono mempunyai cerita dan hubungan misterius di baliknya. Bono yang terdapat di Sungai Kampar dipercayai sebagai Bono jantan, sedangkan Bono yang terdapat di Sungai Rokan dianggap sebagai betina. Bono di daerah Sungai Kampar berjumlah tujuh ekor dan bentuknya seperti seekor kuda, yang dianggap sebagai induk Bono. Menurut cerita masyarakat, pada saat musim pasang mati, Bono jantan di Sungai Kampar menemui Bono betina di Sungai Rokan, lalu bersantai menuju Selat Malaka. Nah, itulah yang menyebabkan pada bulan kecil Bono tidak ditemukan di kedua sungai tersebut. Hal ini berbeda jika musim pasang (bulan besar), Bono akan kembali ke tempatnya masing-masing, lalu menghempas dan menyusuri Sungai Kampar dan Sungai Rokan.
B. Keistimewaan
Bono adalah peristiwa alam yang terbilang khas dan menarik. Wisatawan dapat menyaksikannya pada saat gelombang pasang tiba. Gelombang pasang biasanya terjadi setiap tanggal 10—20 dalam perhitungan bulan Melayu (Arab), atau oleh masyarakat setempat sering disebut bulan besar—terjadi pada saat bulan purnama. Pada saat musim pasang mati (bulan kecil), Bono hampir tidak ada; kalaupun ada hanya sebatas riak kecil di tempat dangkal.
Keunikan lainnya yang dapat disaksikan wisatawan adalah pada saat air laut masuk dan bertemu dengan aliran sungai terjadilah gelombang dengan kecepatan tinggi disertai dentuman seperti suara guntur dan hembuasan angin yang kencang. Jika musim pasang tinggi, gelombangnya bisa mencapai 4—6 meter dengan kecepatan sekitar 40 km per jam. Gelombang yang disebut bono ini bergerak dari arah muara munuju hulu sungai hingga mencapai puluhan kilometer dari muaranya.
Bagi masyarakat di daerah Kuala kampar, Bono memang merupakan peristiwa yang sudah tidak asing lagi. Peristiwa alam ini telah dikenal sejak lama dan telah begitu dekat dan akrab dengan kehidupan mereka. Bahkan, masyarakat di daerah ini menganggap Bono sebagai “sahabatâ€. Mereka sering memanfaatkan Bono sebagai sarana adu ketangkasan bermain perahu di atasnya. Memang permainan ini memiliki risiko yang terlalu tinggi, karena jika salah perhitungan, perahu yang dinaiki bisa dihempaskan Bono ke tebing hingga hancur.
Dahulu, permainan perahu di atas Bono oleh masyarakat Kuala Kampar sering dilakukan dengan upacara adat tertentu dan dilakukan pada saat pagi atau siang hari. Namun, saat ini permainan tersebut telah menjadi permainan biasa dan dapat dilakukan sesuka hati.
C. Lokasi
Peristiwa alam yang disebut Bono ini terjadi di Perairan Kuala Kampar, Desa Pulau Muda, Kecamatan Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan, Propinsi Riau, Indonesia.
Gambar.1 |
Gambar.2 |
Gambar.3 |
Gambar.4 |
Gambar.5 |
Gambar.6 |
D. Akses
Peristiwa alam Bono terjadi di muara Sungai Kampar. Untuk mencapai kawasan ini memang tidak mudah, karena belum tersedia sarana jalan darat menuju ke sana. Satu-satunya jalur yang dapat ditempuh adalah melalui jalur sungai. Wisatawan yang hendak menyaksikan Bono dapat menggunakan kendaraan roda empat dari Kota Pekanbaru menuju Pangkalan Kerinci (Ibukota Kabupaten Pelalawan) yang berjarak sekitar 70 km. Setelah itu, dari Pangkalan Kerinci, wisatawan disarankan menyewa kapal cepat (speed boat) menuju Desa Pulau Muda dengan lama perjalanan kira-kira 5 jam. Dari Desa Pulau Muda inilah wisatawan dapat menyaksikan fenomena alam yang indah bernama Bono.
Informasi yg baguzzz..!
BalasHapus